OmnihouseModel

Omnihouse merujuk pada sebuah organisasi yang menggabungkan berbagai elemen. Setiap komponen memiliki peran masing-masing, namun juga bekerja sama dengan bagian lain dalam bisnis. Model omnihouse adalah kerangka kerja yang dapat digunakan untuk menerapkan strategi dan mencapai tujuan tertentu.

Inti dari model ini terbagi dalam dua kluster utama. Kluster pertama adalah entrepreneurship, yang terdiri dari empat elemen: Creativity, Innovation, Entrepreneurship, dan Leadership (CI-EL). Konsep CI-EL berfokus pada pengembangan soft skill seperti berpikir kreatif, berinovasi, dan kepemimpinan yang kuat atau dengan kata lain hal-hal yang mendorong perusahaan untuk beradaptasi dan tetap relevan di tengah pasar yang terus berubah.

Kluster kedua adalah professionalism yang juga terdiri dari empat elemen: Productivity, Improvement, Professionalism, dan Management (PI-PM). Konsep PI-PM menjadi fondasi utama dalam mengoptimalkan kinerja perusahaan dan mencapai dampak yang bermanfaat.

 

Dynamics Component

Kluster-kluster ini dikelilingi oleh fungsi-fungsi lainnya yang saling berinteraksi. Kluster tersebut dipengaruhi oleh komponen dynamics, 5D atau Five Drivers of changer yang terdiri dari lima aspek: Teknologi, politik/hukum (termasuk regulasi), ekonomi, sosial/budaya, dan pasar. Pendorong-pendorong ini, yang secara kolektif disebut sebagai change dan memengaruhi elemen-elemen lain dari 4C, yaitu competitor, customer, dan company.
Komponen dynamics menjadi fondasi untuk mengembangkan strategi dan strategi pemasaran, sebagaimana diuraikan dalam competitiveness triangle di kanan atas model.
Di dalam triangle tersebut, PDB merupakan singkatan dari positioning differentiation dan brand. Ini menjadi jangkar bagi elemen utama pemasaran lainnya, yaitu segmenting, targeting, marketing mix, selling, service, and processes.

Past Component

Dengan demikian, integrasi antara elemen creativity/innovation dan productivity/improvement memengaruhi neraca keuangan (tercantum sebagai B/S) dan laporan laba rugi (tercantum sebagai I/S). Apa yang kita lihat dalam neraca dan laporan laba rugi merupakan hasil dari masa lalu.
Apa yang kita lakukan saat ini, terutama melalui integrasi yang kuat antara elemen entrepreneurship/professionalism dan leadership/management, akan menentukan arus kas perusahaan (tercantum sebagai C/F) dan market value (tercantum sebagai M/V). Dengan demikian, kita mendapatkan gambaran tentang bagaimana kinerja organisasi di masa depan.

Preparation Component

Komponen dynamics juga menjadi dasar dalam mengembangkan ide-ide, yang mengarah pada kreativitas. Kreativitas sendiri melibatkan kemampuan untuk berpikir secara out-of-the-box dan menghasilkan gagasan baru. Gagasan-gagasan ini dapat diubah menjadi inovasi dalam bentuk solusi nyata yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Dalam implementasi ide kreatif ini perlu menggunakan modal perusahaan secara produktif. Dalam dunia bisnis, peningkatan produktivitas memungkinkan perusahaan untuk mencapai lebih banyak dengan sumber daya yang terbatas. Solusi yang diberikan kepada pelanggan perlu menghasilkan improvement, yang tercermin dalam margin keuntungan perusahaan yang lebih baik. Sehingga, continuous improvement ini dapat membantu perusahaan tetap kompetitif dan relevan di pasar yang terus berubah.

Execution Component

Komponen creativity dan improvement hanya dapat menciptakan daya saing jika dikelola oleh orang-orang dengan pola pikir entrepreneurship dan leadership yang kuat.
Entrepreneurship melibatkan sikap proaktif dan berani mengambil peluang sekaligus risiko, dan berkolaborasi dengan jejaring. Sementara itu, kepemimpinan merupakan kualitas yang dibutuhkan untuk mengarahkan tim, mengambil keputusan strategis, dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai visi dan tujuan perusahaan. Jadi, penciptaan nilai merupakan tanggung jawab entrepreneurs, sedangkan pemeliharaan nilai adalah peran seorang leaders.
Namun, entrepreneurship dan leadership juga perlu didukung oleh professionalism dan management yang solid. Dalam strategi bisnis, professionalism membangun kepercayaan pelanggan dan membentuk reputasi yang kuat bagi perusahaan. Sementara management yang efektif memastikan bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara optimal dan tujuan bisnis tercapai dengan sukses.

Operation Capabilities

Inti dari model ini terletak pada fungsi operasional — fungsi yang mengubah tujuan pemasaran menjadi hasil nyata sekaligus memastikan tercapainya financial goals. Ketika operasi berhasil menjembatani pemanfaatan teknologi, dampaknya dapat memberikan kontribusi bermakna bagi humanity.
Kemampuan operasional ini sangat terkait erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya, yang membantu perusahaan tetap dinamis dan kompetitif dalam industrinya. Selain itu, kemampuan ini menimbulkan dampak agile bagi organisasi untuk merespons perubahan lingkungan bisnis secara cepat.

Integration in Omnihouse

Sebagaimana dijelaskan dalam Model Omnihouse, penting untuk mengintegrasikan pemasaran dengan keuangan, serta menjembatani teknologi dengan humanity.
Dalam konteks ini, humanity merujuk pada para pemangku kepentingan utama — people, customers, dan society. Seluruh fungsi ini membentuk sistem terpadu yang mendorong hasil finansial maupun non-finansial.

Discover the Work of Philip Kotler with Hermawan Kartajaya

Get Ticket Now