BuildingBlocksofMarketing
Marketing 5.0 (Marketing in Digital World)
Marketing 5.0 merupakan konsep yang memandu menuju masa depan, berbicara mengenai Next Tech dan New Customer Experience. Pada era ini, optimalisasi bisnis dapat tercapai jika perusahaan mampu memanfaatkan teknologi untuk kepentingan kemanusiaan (humanity). Oleh karena itu, fundamental dasar dari konsep The Next Tech berakar dari cara kerja manusia yang kemudian diadopsi dan dikembangkan dalam teknologi. Terdapat 6 kemampuan manusia yang telah dikonvergensi ke dalam teknologi dan menciptakan customer experience berbasis teknologi, yaitu:
Thinking
Pengadopsian cara berpikir manusia oleh teknologi yang dikenal sebagai Artificial Intelligence (AI). AI memungkinkan pola berpikir manusia untuk diautomasi dan disematkan dalam komputer sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.
Communicating
Yang diwujudkan melalui Natural Language Processing. Teknologi ini memungkinkan komputer memahami bahasa manusia setelah melalui proses pengolahan data.
Sensing
Yang meniru kemampuan pancaindra manusia dengan sensor tech. Teknologi ini penting untuk memahami pelanggan, suasana hati (mood), serta berbagai konteks seperti musim dan cuaca.
Moving
Yang berhubungan dengan robotics, digunakan dalam industri manufaktur, produksi, serta pelayanan seperti mesin ATM self-service.
Imagining
Yaitu kumpulan teknologi yang memungkinkan manusia merealisasikan imajinasi dengan menggabungkan dunia virtual dan dunia nyata dan melahirkan Augmented Reality, Virtual Reality, serta Mixed Reality.
Connecting
Mengacu pada pemanfaatan Internet of Things (IoT) dan Blockchain untuk menghubungkan mesin dengan mesin lainnya, menciptakan ekosistem teknologi yang lebih terintegrasi dan efisien.
Dengan keenam elemen ini, The Next Tech terus berkembang dan semakin mendekati cara kerja manusia, menciptakan inovasi yang lebih cerdas dan adaptif di berbagai aspek kehidupan. Di sisi lain, dalam The New Customer Experience, jejak customer di setiap tahapan 5A yang bisa berpindah-pindah, entah dari kanal online ke offline atau sebaliknya.
Dalam era digital, terdapat lima building blocks utama yang membentuk strategi pemasaran berbasis teknologi.
Predictive Marketing
Strategi yang memungkinkan analisis dan prediksi berdasarkan aktivitas pelanggan saat ini. Misalnya, jika seorang pelanggan menyukai produk A, maka dapat diprediksi bahwa mereka juga akan tertarik dengan produk B.
Contextual Marketing
Berfokus pada penawaran produk yang dipersonalisasi sesuai dengan preferensi dan karakteristik segmen pelanggan. Dengan pendekatan ini, brand dapat memberikan layanan yang lebih tepat sasaran dan relevan.
Augmented Marketing
mengintegrasikan teknologi digital dalam layanan pemasaran. Tidak hanya berinteraksi melalui human interface, tetapi juga melalui digital interface, seperti chatbot, augmented reality, dan teknologi berbasis AI lainnya.
Data-Driven Marketing
Di mana AI dapat berfungsi dengan optimal jika memiliki input dan output data yang relevan. Oleh karena itu, pengukuran dan analisis data menjadi kunci dalam pengambilan keputusan pemasaran.
Agile Marketing
Menekankan pada fleksibilitas dan kecepatan dalam menjalankan strategi pemasaran. Pendekatan ini dilakukan secara paralel dan iteratif, memungkinkan brand untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan.
Dengan menerapkan lima building blocks ini, perusahaan dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif, responsif, dan relevan dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berkembang.
Marketing 6.0 (Immersive Marketing)
Pada Marketing 6.0, integrasi antara online dan offline sudah mencapai tahap Meta-Channel, di mana dua tahap sebelumnya adalah Multi-Channel dan Omni-Channel. Multi-Channel (online or offline) bergerak secara independent antara online channel dan offline channel, dimana memiliki konsumen dan customer journey yang berbeda.
Sementara Omni-Channel (online and offline) memiliki satu customer journey yang sama antar online dan offline namun experience masing-masing tidak dalam satu touch point yang sama. Berbeda dengan Meta-Channel sebagai tahapan paling maju dalam evolusi omni-channel, dimana menghadirkan pengalaman digital yang imersif di dalam lingkungan fisik (online in offline) atau sebaliknya pengalaman yang biasa dilakukan di dunia nyata namun dapat dinikmati dalam dunia digital (offline in online).
Integrasi Meta-channel menciptakan pengalaman online dan offline dalam satu touch point yang sama, menyebabkan ada konektivitas yang erat di antara keduanya.
Dalam menciptakan meta channel, terdapat 10 building blocks yang terbagi dalam 3 kelompok untuk menciptakan experience yang lebih interaktif tersebut
Lapisan paling bawah disebut The Enabler
merupakan aspek teknologi yang berfungsi sebagai pendukung utama dalam menciptakan immersive marketing yaitu IoT for data capture, AI for data processing, Spatial computing for experience modeling, AR & VR for the interface, dan Blockchain for the infrastructure.
Lapisan kedua atau The Environment
Terdapat 2 building blocks mencakup Extended Reality & Metaverse. Extended Reality berfungsi menciptakan lingkungan digital yang lebih hidup, sementara Metaverse menjadi ruang virtual yang memungkinkan interaksi, transaksi, dan pengalaman digital yang lebih terintegrasi dengan realitas fisik.
Lapisan ketiga The Experience
Dimana terdapat Multisensory Marketing yang menggunakan berbagai panca indra untuk menciptakan pengalaman yang lebih kaya bagi pelanggan, Spatial Marketing yang memanfaatkan teknologi berbasis lokasi untuk meningkatkan interaksi pelanggan dengan brand, serta Metaverse Marketing yang menciptakan pengalaman pemasaran di dunia virtual atau metaverse sehingga memberikan interaksi yang lebih inovatif.